Kenong, Satriani, dan Petrucci
A
A
A
DREAM THEATER kembali menggelar konser di Jakarta pada Minggu (26/10) di Lapangan D Senayan. Tetap memukau, hanya kali ini, ada kenong dan gitaris Joe Satriani yang menyusup di atraksi musik selama 3 jam penuh itu.
Dream Theater yang beranggotakan John Petrucci (gitar), John Myung (bas), Jordan Rudess (kibor), Mike Mangini (drum), dan James LaBrie (vokal) ini memang mirip pendahulunya, Rush. Panggung sederhana dengan musik yang megah. Ini beda dengan Pink Flyod yang panggungnya megah, semegah musiknya.
Dalam konser bertitel "Along For the Ride Tour", band yang terbentuk di Berklee College of Music Massachusetts ini banyak membawakan lagu dari album self titled mereka yang dirilis pada September 2013. Pada konser ini, band yang mendapat nominasi untuk best metal performance pada Grammy Award 2014 ini benar-benar memanfaatkan layar yang dibentangkan sekaligus menjadi backdrop panggung mereka yang sederhana.
Aneka seni visual ditampilkan di sana. Video perjalanan Dream Theater ke bumi jadi suguhan awal sebelum konser dibuka dengan single The Enemy Inside , dilanjutkan The Shattered Fortress (Black Clouds & Silver Linings), dan On The Back of Angles (A Dramatic Turns of Event).
Le Brie memang tak banyak omong. Dia paham orang datang ke konser mereka tak terlalu ingin banyak mendengarkan sang vokalis bicara hal tak penting. Semua yang datang ingin melihat adu skill masing-masing personel yang ditampakkan dalam setiap lagu.
Usai tiga lagu itu, Le Brie yang bergabung di band itu pada 1991 baru menyapa penonton Jakarta."Is good to be here," ucapnya. Le Brie lalu berjanji konser ini akan jadi tiga jam penuh oleh musik hebat yang tak terlupakan. Janji yang disambut kor "yeaah" oleh ribuan orang yang datang.
Pertunjukan lalu dilanjutkan dengan The Looking Glass, di mana Petrucci dan Rudess saling beradu skill gitar dan kibor. Saat memainkan instrumental Enigma Machine, Mangini dengan megadrum set -nya mulai bermain solo. Set drum itu tidak hanya ada di bawah, layaknya drummer, tapi juga digantung di atas. Salah satu yang dipasang dalam set drum Mangini yang menggantikan Mike Portnoy setelah audisi 6 drummer terbaik dunia ini, yaitu kenong, salah satu gamelan Jawa. Menarik juga, Mangini menyusupkan gamelan Jawa dalam set drum pada konser mereka kali ini.
"Sebenarnya kenong dan gamelan tradisional itu sudah masuk dalam library perkusi internasional. Jadi, bukan alat baru. Hampir semua drummer tahu alat itu. Jadi, kalau dia (Mangini) memasukkan alat itu, saya kira bukan karena konser di Indonesia, tapi ya karena dia perlu suara kenong," kata Rere, drummer andal yang kemarin menonton konser itu. Usai Enigma Machine, kenong itu hanya menggantung di atas.
Rere menilai, salah satu kelebihan Dream Theater adalah struktur, komposisi, dan aransemen lagu-lagu mereka yang menarik."Musik mereka bagus, bermutu, berkualitas. Jarang kita dapat suguhan seperti ini," ujarnya.
Saat jeda untuk masuk ke bagian kedua konser, layar di belakang diisi dengan video menarik. Salah satunya diisi video iklan action figure John Petrucci yang sudah mulai dijual. Juga ada bagian di mana seseorang yang mengaku Joe Satriani menantang Petrucci untuk beradu skill gitar. Untuk urusan ini, memang selera masing-masing. Ada yang menilai Satrianilah sang dewa gitar, pun sebaliknya, Petruccilah gitaris terbaik.
Perdebatan ini dikemas dalam video lucu, di mana sosok Satriani mengancam action figure Petrucci yang bersuara layaknya dewa.
"Aku akan mencekikmu dengan gitarmu yang mahal itu kalau kalah,” begitu ancaman Satriani. Ancaman itu dibalas Petrucci,"Aku akan mencabikcabik hatimu dan kujadikan makanan buat naga." Hiburan ini membuat penonton yang menunggu hampir 20 menit jeda, tak terasa lama.
Usai jeda, band yang sudah menghasilkan 12 album studio ini memainkan lagu dari album "Awake" (1994) seperti The Mirror, Lie, lalu berlanjut ke Lifting Shadows Off A Dream, dan Scarred. Saat Space-Dye Vest dimainkan, Le Brie mengajak seluruh penonton melambaikan tangan. Lampu pun padam.
Para penonton tak juga beranjak sambil teriak,"We want more," berulang-ulang. Permintaan itu dipenuhi dengan Overture 1928 dan Strange Deja Vu. Keduanya dari album "Metropolis Part 2: Scenes from a Memory". Paham para pencintanya belum puas, Dream Theater memberikan Finally Free dari album yang sama sebagai pamungkas. Usai memberikan salam hormat, sang Merah Putih pun dibentangkan para personel Dream Theater. Lampu kali ini benar-benar padam dan Le Brie benarbenar menepati janjinya, 3 jam penuh musik hebat yang tak terlupakan.
Helmi firdaus
Dream Theater yang beranggotakan John Petrucci (gitar), John Myung (bas), Jordan Rudess (kibor), Mike Mangini (drum), dan James LaBrie (vokal) ini memang mirip pendahulunya, Rush. Panggung sederhana dengan musik yang megah. Ini beda dengan Pink Flyod yang panggungnya megah, semegah musiknya.
Dalam konser bertitel "Along For the Ride Tour", band yang terbentuk di Berklee College of Music Massachusetts ini banyak membawakan lagu dari album self titled mereka yang dirilis pada September 2013. Pada konser ini, band yang mendapat nominasi untuk best metal performance pada Grammy Award 2014 ini benar-benar memanfaatkan layar yang dibentangkan sekaligus menjadi backdrop panggung mereka yang sederhana.
Aneka seni visual ditampilkan di sana. Video perjalanan Dream Theater ke bumi jadi suguhan awal sebelum konser dibuka dengan single The Enemy Inside , dilanjutkan The Shattered Fortress (Black Clouds & Silver Linings), dan On The Back of Angles (A Dramatic Turns of Event).
Le Brie memang tak banyak omong. Dia paham orang datang ke konser mereka tak terlalu ingin banyak mendengarkan sang vokalis bicara hal tak penting. Semua yang datang ingin melihat adu skill masing-masing personel yang ditampakkan dalam setiap lagu.
Usai tiga lagu itu, Le Brie yang bergabung di band itu pada 1991 baru menyapa penonton Jakarta."Is good to be here," ucapnya. Le Brie lalu berjanji konser ini akan jadi tiga jam penuh oleh musik hebat yang tak terlupakan. Janji yang disambut kor "yeaah" oleh ribuan orang yang datang.
Pertunjukan lalu dilanjutkan dengan The Looking Glass, di mana Petrucci dan Rudess saling beradu skill gitar dan kibor. Saat memainkan instrumental Enigma Machine, Mangini dengan megadrum set -nya mulai bermain solo. Set drum itu tidak hanya ada di bawah, layaknya drummer, tapi juga digantung di atas. Salah satu yang dipasang dalam set drum Mangini yang menggantikan Mike Portnoy setelah audisi 6 drummer terbaik dunia ini, yaitu kenong, salah satu gamelan Jawa. Menarik juga, Mangini menyusupkan gamelan Jawa dalam set drum pada konser mereka kali ini.
"Sebenarnya kenong dan gamelan tradisional itu sudah masuk dalam library perkusi internasional. Jadi, bukan alat baru. Hampir semua drummer tahu alat itu. Jadi, kalau dia (Mangini) memasukkan alat itu, saya kira bukan karena konser di Indonesia, tapi ya karena dia perlu suara kenong," kata Rere, drummer andal yang kemarin menonton konser itu. Usai Enigma Machine, kenong itu hanya menggantung di atas.
Rere menilai, salah satu kelebihan Dream Theater adalah struktur, komposisi, dan aransemen lagu-lagu mereka yang menarik."Musik mereka bagus, bermutu, berkualitas. Jarang kita dapat suguhan seperti ini," ujarnya.
Saat jeda untuk masuk ke bagian kedua konser, layar di belakang diisi dengan video menarik. Salah satunya diisi video iklan action figure John Petrucci yang sudah mulai dijual. Juga ada bagian di mana seseorang yang mengaku Joe Satriani menantang Petrucci untuk beradu skill gitar. Untuk urusan ini, memang selera masing-masing. Ada yang menilai Satrianilah sang dewa gitar, pun sebaliknya, Petruccilah gitaris terbaik.
Perdebatan ini dikemas dalam video lucu, di mana sosok Satriani mengancam action figure Petrucci yang bersuara layaknya dewa.
"Aku akan mencekikmu dengan gitarmu yang mahal itu kalau kalah,” begitu ancaman Satriani. Ancaman itu dibalas Petrucci,"Aku akan mencabikcabik hatimu dan kujadikan makanan buat naga." Hiburan ini membuat penonton yang menunggu hampir 20 menit jeda, tak terasa lama.
Usai jeda, band yang sudah menghasilkan 12 album studio ini memainkan lagu dari album "Awake" (1994) seperti The Mirror, Lie, lalu berlanjut ke Lifting Shadows Off A Dream, dan Scarred. Saat Space-Dye Vest dimainkan, Le Brie mengajak seluruh penonton melambaikan tangan. Lampu pun padam.
Para penonton tak juga beranjak sambil teriak,"We want more," berulang-ulang. Permintaan itu dipenuhi dengan Overture 1928 dan Strange Deja Vu. Keduanya dari album "Metropolis Part 2: Scenes from a Memory". Paham para pencintanya belum puas, Dream Theater memberikan Finally Free dari album yang sama sebagai pamungkas. Usai memberikan salam hormat, sang Merah Putih pun dibentangkan para personel Dream Theater. Lampu kali ini benar-benar padam dan Le Brie benarbenar menepati janjinya, 3 jam penuh musik hebat yang tak terlupakan.
Helmi firdaus
(bbg)